Syarat-syarat bagi kepemimpinan (seorang pemimpin) dan proses pembentukan kader bisa dilihat dari beberapa aspek. Beberapa dari aspek tersebut adalah aspek kesenian atau keahlian dan ciri-ciri watak orang.

Kesenian atau keahlian

Syarat-syarat apakah yang dipenuhi seseorang untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, yang mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan maksimal dan memuaskan? Pertanyaan cukup penting itu akan dijawab dengan berbeda-beda. Orang dapat menunujuk pada pepatah Belanda, bahwa pemimpin itu tidak dapat dibentuk, melainkan dilahirkan untuk itu (sebagai pemimpin). Maksudnya ialah, bahwa memimpin itu suatu seni, yang berdasarkan sifat-sifat, terutama watak sebagaimana melekat pada seseorang semenjak lahir. 

Pendapat lain mengatakan, bahwa sama halnya dengan setiap fungsi, juga kepemimpinan dapat saja dibentuk, pemikiran yang mengikuti pepatah Amerika “A manager is made, not born.” Walaupun kedua pendapat itu saling bertolak belakang, namun keduanya mengandung unsur kebenaran juga. Seorang tidak akan mampu menjadi pemimpin yang baik, jika ia tidak memiliki bakat dan pembawaan untuk itu. Di lain pihak, bakat-bakat demikian baru akan dapat ditampilkan sepenuhnya, bilamana dikembangkan dengan wajar. Syarat-syarat kepemimpinan akan bergantung baik pada ciri-ciri watak seseorang, maupun kemampuannya. Dengan demikian, memimpin itu bukan hanya suatu seni, melainkan suatu keahlian, yang harus dipupuk melalui persiapan yang mantap.

Ciri-ciri watak orang

Di samping syarat-syarat tentang keahlian dan ketrampilan, bagian terpenting lainnya adalah memahami ciri-ciri dan wataknya. Ciri-ciri manakah yang harus dimiliki seorang pemimpin sejati? Alfred Carrard telah mengemukakan beberapa ciri yang cukup penting, yaitu :
(1). Pemahaman manusia, ialah dapat menghayati perasaan orang-orang yang harus dipimpinnya. (2). Objektivitas, ialah kemampuan melihat situasi dan keadaan sebagaimana adanya sehingga sanggup bersikap jujur dan adil terhadap semua orang yang dihadapi.(3). Kepercayaan diri, ialah mengetahui keinginan sendiri dan mempercayai keputusan yang diambil sendiri. (4). Dapat bertindak tegas, yang turut meliputi kemampuan memahami kemungkinan- kemungkinan serba baru serta memanfaatkannya. (5). Berprakarsa, ialah dapat mengambil keputusan serta melakukan penyesuaian pada keadaan yang mungkin berubah-ubah. (6). Kesanggupan menhadapi tugas, ialah kesediaan memikul tanggungjawab dengan kesadaran penuh. (7). Kemauan keras, berarti dapat memaksa orang lain untuk mengikuti kehendaknya.

Seorang pemimipin harus memiliki ciri-ciri seperti kecerdasan, prakarsa, kegesitan, rasa tanggungjawab, mengenal manusia, berimbang, teguh, kepercayaan diri, sikap tegas, siap megambil keputusan, jujur, pengabdian, bijaksana, harga diri dan masih banyak lagi. Di lain pihak ada sejumlah ciri watak yang bertolak belakang dengan ciri-ciri seorang pemimpin, mengakibatkan orang kurang tepat menjadi pemimpin, seperti kurang pengertian, prasangka, mudah terpengaruh, kurang tegas, kurang prakarsa, tidak bertanggungjawab, lemah, dan tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan sehari-hari.

Disamping itu masih terdapat beberapa sifat penting, baik yang fisik maupun mental. Termasuk yang pertama disebutkan ialah kesehatan, kemampuan meneruskan serta daya tahan. Sedangkan yang bersifat mental ialah keluwesan mental, daya tanggap, pengertian dan penilaian. Sebagai penutup, seseorang pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan umum serta sikap sopan santun. Sampai berapa jauh dituntut ciri-ciri yang disebutkan tadi, kiranya turut bergantung pada kedudukan pemimpin itu dalam jenjang hirarki. Betapa pun kedudukan itu, seseorang yang hedak memimpin berdasarkan ciri-ciri wataknya haruslah memenuhi persyaratan untuk itu.

Akan sulit untuk mengharapkan bahwa seseorang sudah memiliki semua ciri tersebut dan hal itu memang tidaklah mutlak dikehendaki. Yang penting ialah bahwa dalam kepribadiannya terdapat perimbangan yang secukupnya antara ciri-ciri termaksud. Perlu diperhatikan bahwa dalam berbagai tahapan perkembangan suatu organisasi akan diperlukan pemimpin-pemimpin dengan watak dan sifat yang berbeda-beda. Dalam tahapan pembangunan dituntut syarat-syarat lain bagi seseorang pemimpin dibandingkan dengan tahapan konsolidasi. Demikian pula, untuk zaman yang berbeda akan diperlukan pemimpin dengan sifat-sifat yang berbeda pula.


Sumber: 
  1. Manajemen dan Organisasi Perusahaan karya Prof. Dr. H.J. Van Der Schroeff dan Prof. Dr. Willem H. Makaliwe. Penerbit: Balai Aksara, Yudhistira dam pustaka Saadiyah.
  2. http://fds077.wordpress.com

0 comments:

Posting Komentar

 
Mbah Jass © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top